Rabu, 22 Januari 2014

Artikel Kreatif

Jenis Kain Bahan Topi

Jenis Kain Bahan Topi

Selain sebagai pelindung kepala dari teriknya matahari, saat ini topi sudah menjadi tren untuk dunia fashion, bahkan topi juga kerap kali digunakan untuk sarana promosi suatu organisasi atau perusahaa serta dapat dipergunakan juga untuk atribut berkampanye. Pemakai topi pun tidak hanya kawula muda tetapi semua golongan usia menyukai topi, dengan berbagai model dan motif.
Beberapa model topi yang ada yaitu:
  • Topi Pola-6;
  • Topi Cagak;
  • Topi Ampera;
  • Topi Komando;
  • Topi Palang;
  • Topi Keplek;
  • Topi Baret.
Macam bahan topi yaitu
  • Laken;
  • Raphel;
  • Kampas;
  • Japan Drill;
  • Drill Biasa;
  • Jeans Tebal;
  • Jeans Tipis;
  • Matador.
Berikut adalah penjelasan mengenai Topi:
1. Topi Kain
Kain sepertinya bahan yang sangat familiar dan mudah mencucinya. Tetapi tidak boleh salah memperlakukannya atau warnanya akan berubah. Sama seperti topi lainnya, harus memberi perlakuan khusus untuk mencuci topi kain ini. Jangan dicampurkan dengan pakaian lain, tetapi cuci secara terpisah.
Clean tips: khusus untuk topi berwarna gelap harus mencuci dengan air dingin dan sabun tetap dilarutkan terlebih dahulu di dalam air. Untuk yang berwarna terang, khususnya putih, cuci dengan air hangat supaya noda-nodanya hilang.
2. Topi Bludru
Sama halnya dengan topi rajutan, yang ini sangat rentan rusak. Oleh sebab itu sebaiknya dicuci dengan cara dry clean atau jika ada noda yang sulit dihilangkan, bisa menyikatnya dengan sikat gigi halus. Jangan dicelup di dalam air, karena ini akan menghilangkan kelembutannya. Apalagi sabun akan merusaknya dan membuatnya menjadi kasar.
Clean tips: saat menjemur diangin-anginkan saja ya, jangan dijemur di terik matahari.
3. Topi Beraksesoris
Ini adalah topi yang paling sulit dibersihkan, karena banyak pernak-pernik manis di atasnya. Ada yang terbuat dari plastik, ada yang terbuat dari pita dan kesemuanya sayang jika harus rusak karena proses mencuci yang salah.
Clean tips: siapkan air sabun dan campurkan dengan air hangat, masukan topi di dalam air kemudian sikat perlahan dengan sikat gigi lembut. Basuh kemudian keringkan dengan hair dryer atau kipas angin. Pada umumnya setelah dicuci bagian lem aksesoris akan lemah dan mudah lepas. Jahit kembali atau lem dengan lem khusus untuk boneka/kain.
Nb: Semua artikel yang ada berdasarkan teori yang kami dapatkan dari internet maupun sumber lainnya. Untuk hasil yang sebenarnya terjadi dilapangan harap bisa lebih dipahami dan disikapi dengan lebih bijak.
Silahkan anda bagikan info ini asalkan meminta ijin terlebih dahulu melalui kolom komentar.
Mari kita mulai hargai karya kreatif orang lain dari sekarang..

Cara Pasang Stiker Agar Awet

Cara Pasang Stiker Agar Awet

Secara umum stiker bisa di bagi menjadi dua bentuk, yaitu :
  1. Stiker Biasa (Non-Cutting), adalah stiker yang umum sering kita lihat ada di kendaraan atau tempat lainnya. Karakteristik stiker ini terdiri dari 2 buah bahan yaitu kertas stiker tempat stiker itu menempel sebelum terpasang di media tempel (seperti kaca/tembok) dan stiker itu sendiri. Untuk pemasangannya hanya tinggal di lepas dari kertas stikernya lalu langsung ditempelkan pada media tempel yang akan menjadi tempat stiker tersebut terpasang.
  2. Stiker Cutting (Cutting Stiker), adalah stiker yang hasilnya akan terpisah-pisah pada setiap bagiannya sebab melalu proses pemotongan (cutting). Karakteristik stiker ini terdiri dari 3 buah bahan yaitu kertas stiker tempat stiker itu menempel sebelum terpasang, stiker itu sendiri dan lapisan transparan untuk proses pemasangan.
Pemasangan stiker model biasa.
  1. Bersihkan media tempel dari debu dengan menggunakan kain kering.
  2. Lepas stiker dari kertas stiker secara perlahan namun jangan langsung dilepas semua, lepaskan setengah bagian saja.
  3. Tempelkan stiker yang sudah dilepas tadi ke media tempel lalu tempelkan seluruh stiker secara perlahan sampai semua stiker terpasang di media tempel.
  4. Hal yang perlu diingat, ketika proses 3 dilakukan dan ada bagian stiker yang telah tertempel di media tempel terlihat menggelembung karena ada udara maka jangan dipaksakan melepas semua stiker.
  5. Buka kembali stiker yang tertempel di media tempel sampai udara tersebut tidak ada lagi lalu tempel kembali secara perlahan sampai semua tertempel tanpa ada bagian yang terlihat menggelembung sebab bagian yang menggelembung tadi dapat membuat stiker tidak menempel kuat pada media tempel.
  6. Bersihkan stiker yang telah tertempel tadi dengan kain setengah basah tapi jangan terlalu lama.
  7. Stiker dengan bahan yang bermutu akan tahan terhadap air dan panas selama 1 tahun lebih dan warna stiker tidak menjadi pudar atau terlepas.
Pemasangan stiker model cutting stiker.
  1. Bersihkan media tempel dari debu dengan menggunakan kain kering.
  2. Untuk melepas stiker harus dengan posisi yang benar dan perlahan, balikkan sisi stiker sehingga posisi kertas stiker ada di atas dan lapisan transparan ada di bawah.
  3. Lepas bagian kertas stiker sehingga stiker menempel pada lapisan transparan. Lakukan secara perlahan sehingga semua kertas stiker terlepas dari stiker tapi tetap menempel pada lapisan transparan.
  4. Jangan dipaksa ketika ada bagian stiker yang menempel pada kertas stiker dan sulit untuk di lepas. Biarkan dahulu dan coba lepas kertas stiker dari sisi lainnya sehingga bagian yang sulit terlepas tadi akan terlepas jika dari sisi yang lain.
  5. Tempelkan stiker yang sudah terlepas dari kertas stiker tadi pada media tempel, namun tetap ada lapisan transparan di bagian atasnya.
  6. Tekan seluruh bagian stiker yang sudah tertempel pada media tempel secara merata.
  7. Jika stiker sudah menempel semua pada media tempel maka selanjutnya lepaskan lapisan transparan pada stiker.
  8. Dalam hal perlakuannya, stiker model cutting ini sebaiknya jangan ditumpuk atau di tekan ketika belum terpasang sebab stikernya bisa menempel di kertas stiker dan ketika di lepas akan menjadi sulit.
Pembersihan Stiker.
  1. Lepas stiker secara perlahan dengan menggunakan tangan.
  2. Jangan pergunakan benda tajam untuk menghindari tergoresnya media tempel.
  3. Jika tertinggal bekas lem pada media tempel, cukup pergunakan sedikit minyak kayu putih (jangan dengan air) lalu oleskan pada bekas lem dengan menggunakan kain yang lembut.

Nb: Semua artikel yang ada berdasarkan teori yang kami dapatkan dari internet maupun sumber lainnya. Untuk hasil yang sebenarnya terjadi dilapangan harap bisa lebih dipahami dan disikapi dengan lebih bijak.
Silahkan anda bagikan info ini asalkan meminta ijin terlebih dahulu melalui kolom komentar.
Mari kita mulai hargai karya kreatif orang lain dari sekarang..

Jenis Bahan Pada Kertas Transfer Sablon Digital

Jenis Bahan Pada Kertas Transfer Sablon Digital

Bahan Kertas Tranfer
Ada yang mengira jika sablon digital hanya berbentuk itu-itu saja, tidak seperti sablon manual yang bayak variasinya seperti sablon beludru, glow in the dark, dll. Sebenarnya sama saja dengan sablon manual yang variasinya terletak pada jenis cat-cat sablon (untuk jenis cat sablon dapat dilihat di artikel “jenis cat sablon”), maka sablon digital pun banyak variasinya namun bukan pada cat sablon (karena sablon digital tidak menggunakan cat sablon) tapi pada jenis kertas transfernya. Sudah banyak variasi dari kertas transfer yang dijual, namun tetap saja kita harus pintar memilih-milih kertas transfer apa yang bagus, sebab kekuatan dari sablon digital salah satunya terletak dari kualitas kertas transfernya. Berikut adalah variasi dari berbagai jenis kertas transfer :
•Bahan Rubber
Bahan ini biasanya adalah bahan umum yang biasa dipergunakan dalam sablon digital. Sama seperti namanya maka bahan rubber ini bersifat elastis dan ketika di pegang akan terasa, berbeda seperti cat sablon manual yang bersifat waterbase dimana tidak terasa saat di raba sebab sifatnya yang meresap dalam kain baju. Jika sablon rubber sifatnya hanya menempel pada kain baju sehingga ketika di raba akan terasa. Untuk masalah peminat pun berbeda-beda, ada yang suka dengan hasil tinta waterbase yang dianggap lebih alami karena menyatu dengan kaos namun ada pula yang lebih menyukai sablon rubber sebab terlihat hasil dari desain yang disablonnya.
•Bahan Flock/ Beludru Digital
Jika sablon manual ada hasil sablonan yang terasa kasar dengan butiran-butiran kecil maka di sablon digital pun ada. Jika pada proses manual, sablon beludru dihasilkan dengan menaburkan atau menyemprot butiran-butiran beludru pada lapisan atas gambar sablon yang sudah diberikan lem maka pada sablon digital, butiran-butiran beludru sudah menempel pada kertas transfer tersebut. Namun, untuk menjaga butiran beludru tetap bagus terdapat lapisan plastik tipis di bagian atas kertas transfer. Saat proses pressing, maka lapisan plastik tersebut dapat dilepas dan jadilah desain dengan sablon beludru anda.
•Bahan Glow In The Dark
“Menyala Dalam Kegelapan”, yapp… ini salah satu produk yang bisa dibilang inovatif sebab terlihat heboh saat dalam keadaan gelap. Mungkin ini pula yang menjadi ide dari salah satu merk yang mempopulerkan desainnya yang dapat menyala dalam gelap (bukan promisi loh…). Sebenarnya menyalanya desain tersebut bukan karena diberi lampu (bisa repot kalau dipakai nanti), tapi dari pemilihan warna dan sifat dari kertas tranfer yang akan terlihat bercahaya ketika dalam keadaan gelap. Seperti sifat mata kucing yang bersinar ketika gelap.
•Bahan Foil
Bahan ini seperti aluminium yang mengkilap dan biasanya hanya warna-warna tertentu saja yang ada yaitu seperti emas atau perak.
•Bahan Flek
Bahan ini adalah bahan yang umum digunakan untuk sticker. Jika menggunakan bahan ini, maka kita tidak dapat bermain pada warna-warna gradasi karena bahan flek ini sudah terdapat warnanya sehingga tidak perlu warna desain diprint lagi pada bahan ini. Tinggal menggambar lalu di potong dengan mesin cutting.
Soo… Jangan mengira sablon digital tidak bisa menunjang ide kreatif kita….
Silahkan anda bagikan info ini asalkan meminta ijin terlebih dahulu melalui kolom komentar.
Mari kita mulai hargai karya kreatif orang lain dari sekarang..

Jenis dan Perbedaan Benang (20′s, 24′s, 30′s & 40′s) Pada Jahitan Kaos

Jenis dan Perbedaan Benang (20′s, 24′s, 30′s & 40′s) Pada Jahitan Kaos

1. BENANG 20′S
Biasanya dipakai apabila kita menghendaki ketebalan atau gramasi bahan kaos atara 180 sampai dengan 220 Gram/Meter persegi untuk jenis rajutan Single Knitt.
2. BENANG 24S
Biasa dipakai apabila kita menghendaki ketebalan atau gramasi bahan kaos antara 170 sampai dengan 210 Gram / meter persegi untuk jenis rajutan Single Knitt.
3. BENANG 30′S
Biasa dipakai apabila kita menghendaki ketebalan atau gramasi bahan kaos antara 140 sampai dengan 160 Gram / meter persegi untuk jenis rajutan Single Knitt atau Gramasi 210 sampai dengan 230 Gram / meter persegi untuk jenis rajutan Double Knitt.
4. BENANG 40′S
Biasa dipakai apabila kita menghendaki ketebalan atau gramasi bahan kaos antara 110 sampai dengan 120 Gram / meter persegi untuk jenis rajutan Single Knitt atau Gramasi 180 sampai dengan 200 Gram / meter persegi untuk jenis rajutan Double Knitt.
Jenis benang tersebut terkait dengan ketebalan dari kaos yang kita kenakan. Secara umum untuk ukuran distro dipergunakan benang dengan jahitan 20′s.
Nb: Semua artikel yang ada berdasarkan teori yang kami dapatkan dari internet maupun sumber lainnya. Untuk hasil yang sebenarnya terjadi dilapangan harap bisa lebih dipahami dan disikapi dengan lebih bijak.
Silahkan anda bagikan info ini asalkan meminta ijin terlebih dahulu melalui kolom komentar.
Mari kita mulai hargai karya kreatif orang lain dari sekarang..

Jenis Kain Bahan Jaket

Jenis Kain Bahan Jaket

Bahan lainnya yang biasa dipergunakan untuk jaket adalah sebabagi berikut:
  • Maxystyle,
  • Kulit,
  • Tuise,
  • Fleeace,
  • Cotton,
  • Canvas,
  • Baby Canvas,
  • Canvas Sweding,
  • Micro Fibre,
  • Micron,
  • Micron Sogo,
  • Nylon,
  • Taslon/Taslan,
  • Adidas,
  • Diadora,
  • Parasut/Parasit (Rain Coats),
  • D300,
  • D500,
  • D600,
  • T600,
  • Dolby,
  • 1680D,
  • 1682D,
  • Lacoste/Polo,
  • Oscar,
  • Coldura,
  • Baby Repstok,
  • Denim/Jeans,
  • Drill Vendosa,
  • Drill Venosa,
  • Drill Taipan,
  • Nike.
Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa bahan jaket tersebut:
1. Jaket Kulit
Jaket dengan bahan ini sangat cocok untuk dikenakan baik cuaca panas maupun dingin, baik siang atau malam. Sifat jaket kulit selain kuat dan tidak tembus angin, juga memiliki daya serap keringat yang baik. Kelebihan dari jaket kulit adalah mampu meminimalisir dan memberikan perlindungan bagi tubuh dari luka akibat kecelakaan. Kelebihan lainnya, tipikal model jaket ini yang tidak ketinggalan jaman. Namun jaket kulit juga punya kelemahan. Karena terbuat dari kulit, maka model jaket ini cepat pula menimbulkan bau yang tidak sedap.
2. Jaket Sintetik.
Jaket ini terbuat dari perpaduan kulit dan bahan lubrikan. Kelebihannya hampir sama dengan jaket kulit, hanya saja jaket ini tidak cocok untuk digunakan di siang hari, terutama saat matahari terik. Bahan sintetik tidak memiliki daya serap keringat. Di sisi lain, jaket sintetik relatif mudah dibersihkan dan baik dikenakan pada malam hari. Ada alternatif lain untuk gaya yaitu dengan jaket springfield.
3. Jaket Parasut atau Rain Coats
Jaket ini memiliki sifat kedap air, sangat cocok dikenakan jika hujan maupun di udara dingin. Selain melindungi tubuh dari siraman air, bahan parasut mudah dibersikan dan tidak menimbulkan bau. Jika sering mengetes kendaraan dari bengkel, jenis ini bisa dijadikan sebagai baju bengkel di kala musim hujan.
4. Jaket Jeans atau Denim
Bahan ini juga baik dikenakan pada siang hari (tidak terlalu terik) maupun malam hari. Memiliki tekstur rajutan yang tebal mampu mengurangi terpaan angin ke tubuh. Meski daya serap keringat lumayan baik, tapi lama kering bila terkena hujan.

Nb: Semua artikel yang ada berdasarkan teori yang kami dapatkan dari internet maupun sumber lainnya. Untuk hasil yang sebenarnya terjadi dilapangan harap bisa lebih dipahami dan disikapi dengan lebih bijak.
Silahkan anda bagikan info ini asalkan meminta ijin terlebih dahulu melalui kolom komentar.
Mari kita mulai hargai karya kreatif orang lain dari sekarang..

Jenis Teknik Pembuatan Kaos

Jenis Teknik Pembuatan Kaos

Jenis pembuatan kaos disini berkaitan dengan lebar bahan kaos yang dikehendaki yang berkaitan dengan kebutuhan efisiensi pola / marker. Finishing juga berkaitan dengan kebutuhan akan handfeel / pegangan bahan kaos.
1. TUBULAR/BULAT
Bentuk bahan kaos disini adalah bulat melingkar (seperti sarung) untuk bahan Cotton disebut Callendar, sedangkan untuk Non-Cotton disebut Setting. Jenis bentuk finishing bahan kaos seperti ini yang paling banyak dipakai oleh para produsen garment / Clothing Company.
2. OPENSET / FINISH BELAH
Bentuk bahan kaos yang di openset adalah sudah dibelah melebar / horizontal. Kelebihan dari finishing ini adalah serat bahan jadi lebih lurus dan shrinkage (susut kain) lebih halus. Jenis finishing ini banyak digunakan untuk produk kaos yang mengutamakan mutu, merk branded / ternama dan kualitas export.
3. MERCERIZED/NON MERCERIZED
a. Mercerized
Jenis finishing yang membuat serat bahan kaos jadi lebih rapat, warna lebih cerah, shrinkage lebih bagus, dan handfeel lebih keras. Contoh untuk jenis bahan ini banyak dipakai oleh produsen kaos lokal seperti : Metalizer, Cressida, IE-BIE, Dadung, Dagadu, Sinergy, BE-HOT, dan lainnya.
b. Non Mercerized
Adalah jenis finishing yang mengutamakan handfeel atau pegangan yang soft dan lentur. Contoh produk kaos yang memakai bahan jenis ini: Billabong, Quicksilver, Giordano dan sebagian besar produk pakaian anak-anak dan bayi.
4. BIO ENZYM dan BIO COMPACT
Jenis finishing ini merupakan inovasi dari Non Mercerized. Sebenarnya kedua jenis finishing ini secara teknis bersifat merapuhkan permukaan bahan kaos dengan semacam
bakteri. Yang didapatkan adalah penampilan bahan jadi super lembut, bulunya jadi halus dan warna lebih cerah. Kelemahan bahan ini adalah tidak awet. Tetapi konsumen produk kaos jenis ini tidak mengutamakan keawetan kaos melainkan gengsi, karena produk ini umumnya merek terkenal dan mahal seperti : Billabong,Rusty, Ocean Pasific, Rip Curl, No Fear, dan lainnya.
5. ROTARY PRINT
Jenis finishing bahan kaos ini yang dimaksud adalah bahan kaos yang sudah dalam bentuk / sablon sebelum di cutting (proses penyamblonan dilakukan ketika masih dalam bentuk kain lembaran). Proses printingnya memakai mesin rotary sehingga dinamakan rotary print. Jenis bahan kaos ini banyak dipakai oleh produsen garment anak-anak dan wanita yang berskala besar.
Untuk bentuk pola bagian leher terdapat dua jenis yang sering kita temui yaitu O-Neck (pola leher yang bulat) serta V-Neck (pola leher yang berbentuk V).
Nb: Semua artikel yang ada berdasarkan teori yang kami dapatkan dari internet maupun sumber lainnya. Untuk hasil yang sebenarnya terjadi dilapangan harap bisa lebih dipahami dan disikapi dengan lebih bijak.
Silahkan anda bagikan info ini asalkan meminta ijin terlebih dahulu melalui kolom komentar.
Mari kita mulai hargai karya kreatif orang lain dari sekarang..